Berikut adalah manajemen logistik persedian farmasi di Rumah Sakit Kanker Dharmais. RS Kanker
Dharmais adalah rumah sakit berbentuk Badan Layanan Umum (BLU) yang merupakan
instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Semua persediaan farmasi di RS Kanker Dharmais dikelola oleh
Instalasi Farmasi sesuai dengan pelayanan farmasi satu pintu sesuai dengan
Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit yang telah ditetapkan oleh
Departemen Kesehatan RI. Meskipun demikian beberapa fungi seperti fungsi
seleksi, fungsi pengadaan, fungsi penerimaan dan fungsi pembiayaan masih
dikelola oleh instalasi atau bagian lain.
Saat ini Instalasi
Farmasi RS Kanker Dharmais telah menggunakan beberapa metode pengendalian
persediaan seperti pencatatan dengan kartu persediaan, pencatatan komputerisasi
dan metode persediaan minimum-maksimum.
Persediaan farmasi di
RS Kanker Dharmais berdasarkan kelompok penggunanya digolongkan menjadi
persediaan reguler untuk pasien dengan tanggungan individu maupun jaminan
perusahaan, ASKESSOS untuk pasien jaminan PT. ASKES dan Jamkesmas untuk pasien
yang dijamin oleh Pemerintah. Dengan banyaknya item persediaan farmasi maka
memerlukan biaya investasi yang besar pula yang dilekuarkan oleh Instalasi
Farmasi seperti yang terlihat di dalam tabel berikut:
Tabel Perbandingan Biaya Pembelian Persediaan Gudang
RS Kanker Dharmais
Persediaan
|
Total Biaya Pembelian
|
Persentase dari Total
Biaya
|
Farmasi
|
Rp 61.828.720.247, 64
|
85,55
|
Gizi (Makanan)
|
Rp 1.408.287.648,62
|
1,95
|
Alat Kebersihan
|
Rp 476.721.411,6
|
0,66
|
Alat Tulis Kantor
|
Rp 149.065.839,25
|
0,21
|
Cetakan Non Medis
|
Rp 346.411.800
|
0,48
|
Patologi Klinik
|
Rp 6.175.826.231
|
8,54
|
Penunjang Komputer
|
Rp 418.191.668,3
|
0,58
|
Alat Teknik dan Suku
Cadang
|
Rp 199.245.698
|
0,28
|
Total
|
Rp 72.275.715.673,98
|
100
|
Sumber: Data Berita
Acara Inventarisasi Persediaan Gudang Tahun 2008 dan Laporan Rekapitulasi
Hutang Tahun 2008
Studi Kasus
Fungsi pengelolaan
persediaan farmasi di RS Kanker Dharmais tidak hanya dilakukan oleh Instalasi
Farmasi saja namun juga kelola oleh bagian lain agar ada pengawasan dari pihak
selain instalasi Farmasi, misalnya fungsi seleksi (pemilihan) dilakukan Panitia
Farmasi dan Terapi, sedangkan fungsi pengadaan barang dilakukan oleh Bagian
Logistik, fungsi penerimaan dikelola oleh Panitia Penerimaan Barang dan fungsi
pembiayaan dikelola oleh Bagian Keuangan.
Berdasarkan tebel di
atas dapat dilihat bahwa biaya pembelian persediaan farmasi seperti aat
kesehatan, bahan kimia, reagen dan obat-obatan adalah yang terbesar
dibandingkan biaya pembelian logistik yang lainnya. Oleh karena banyaknya dan
beragamnya persedian farmasi serta tingginya biaya investasi untuk pembelian
persedian farmasi, maka dibutuhkan suatu sistem pengendalian yang tepat.
Pengendalian persediaan adalah upaya yang dilakukan dengan tujuan untuk
menjamin tersedianya barang dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan
pada waktu dan tempat yang tepat. Selain itu, fungsi pengendalian persediaan
adalah untuk menjaga keseimbangan antara besarnya manfaat yang diperoleh dari
persediaan dengan biaya yang telah dikeluarkan. Beberapa metode pengendalian
persediaan diantaranya adalah metode pencatatan degan kartu persediaan, metode
pencatatan persediaan secara komputerisasi, metode persediaan minimum-maksimum,
Analisis ABC dan perkembangan Analisis
ABC (Analisis ABC Indeks Kritis, Economic
Order Quantity).
Saat ini Instalasi
Farmasi RS Kanker Dharmais telah menggunakan beberapa metode pengendalian
persediaan seperti pencatatan dengan kartu persediaan, pencatatan komputerisasi
dan metode persediaan minimum-maksimum. Namun, Instalasi Farmasi di RS Kanker Dharmais belum menggunakan metode
pengendalian yang mengelompokkan persediaan farmasi berdasarkan nilai investasi
dan metode pengendalian yang mempertimbangkan biaya persediaan yang terdiri
dari biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Padahal dengan penerapan metode
pengendalian yang mengelompokkan persediaan farmasi berdasarkan nilai
investasi, bagian Instalasi Farmasi akan dapat mengetahui persediaan farmasi
apa saja yang termasuk dalam kelompok persediaan farmasi yang memiliki nilai
investasi yang paling tinggi, sedang dan rendah sehingga dari data investasi
tersebut dapat ditentukan metode pengawasan yang tepat untuk diterapkan pada
masing-masing kelompok obat. Sedangkan dengan metode pengendalian yang
mempertimbangkan biaya persediaan maka akan diketahui jumlah pemesanan
persediaan farmasi yang paling ekonomis, yaitu jumlah pemesanan yang memiliki
biaya pemesanan dan penyimpanan yang minimal sehingga rumah sakit dapat
meningkatkan efisiensi biaya persediaan farmasi. Kelebihan penggunaan metode pengelompokan
persediaan farmasi berdasarkan nilai investasi dan metode pengendalian yang
mempertimbangkan biaya persediaan ini sesuai dengan bentuk RS Kanker Dharmais
yaitu Badan Layanan Umum yang memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan barang dan atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari
keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi
dan produktivitas.
Casino site - luckyclub.live
ReplyDeleteCasino Site. Live Casino Games. In-game Slots. luckyclub.live Jackpotpot-making. Live Casino. Roulette. Live Casino. Live Casino. Poker. Live Casino. Best Online Casinos.