Tuesday 11 December 2012

Prinsip Komunikasi dan Pengaplikasian di Bidang Kesehatan Masyarakat



 Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan sehingga terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Komunikasi bertujuan agar pesan yang disampaikan oleh komunikator dimengerti oleh komunikan. Dalam bidang kesehatan masyarakat dapat dikatakan bahwa komunikasi merupakan salah satu hal yang paling penting. Karena komunikasi yang baik antara provider kesehatan dengan masyarakat akan memudahkan penyampaian pesan kesehatan dan meningkatkan efisiensi dari intervensi kesehatan yang dilakukan.

            Teori  komunikasi mempunyai beberapa prinsip. Apabila diuraikan, di dalam komunikasi terdapat setidaknya dua belas prinsip. Berikut merupakan pengaplikasian prinsip komunikasi dalam bidang kesehatan masyarakat.
a.      Prinsip 1: Komunikasi adalah Proses Simbolik
Lambang atau simbol adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu yang lain, meliputi kata-kata, perilaku, dan objek yang maknanya disepakati bersama. Dalam bidang kesehatan simbol-simbol komunikasi baik verbal maupun non verbal harus dipahami oleh tenaga kesehatan. Simbol-simbol tersebut berbeda dari satu daerah dengan daerah yang lain. Oleh karena itu, sebelum melakukan tindakan promotif-preventif kesehatan, tenaga kesehatan harus memahami terlebih dahulu simbol yang digunakan dalam suatu kelompok masyarakat. Misalnya saja penampilan. Penampilan yang baik menggambarkan simbol yang baik pula, atau penggunaan bahasa harus menggunakan bahasa yang halus dan baik agar dapat diterima oleh masyarakat.

b.      Prinsip 2: Setiap Perilaku Mempunyai Potensi Komunikasi
Teori mengatakan bahwa kita tidak bisa untuk tidak berkomunikasi (we cannot not communicate). Semua bentuk aktifitas kita berpotensi dapat dinilai berkomunikasi oleh orang lain, walaupun sebenarnya kita tidak bermaksud untuk berkomunikasi. Hal yang demikian sering membuat kesalahan komunikasi (miss communication) Dalam hal ini, provider kesehatan harus berhati-hati untuk bertindak dan berperilaku. Provider kesehatan harus dapat dijadikan masyarakat sebagai role model atau panutan dalam gaya hidup sehat. Seorang provider kesehatan harus mempunyai good attitude agar dapat diterima dengan baik oleh masyarakat dalam menjalankan tugas promotif-preventif kesehatan.


c.       Prinsip 3: Komunikasi Punya Dimensi Isi dan Hubungan
Dimensi isi mengacu pada isi pesan yang disampaikan. Sedangkan dimensi hubungan mengacu pada cara penyampaian pesan. Agar pesan kesehatan yang di sampaikan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat, seorang provider kesehatan harus pintar-pintar memilih kata yang baik dan menyampaikannya dengan baik pula. Misalnya penyampaian pesan kesehatan kepada orang yang lebih tua hendaknya menggunakan bahasa yang sopan dan diungkapkan dengan halus.

d.      Prinsip 4: Komunikasi Berlangsung dalam Berbagai Tingkat Kesenjangan
Sebuah komunikasi dapat berlangsung secara tidak sengaja maupun disengaja. Meskipun kita tidak bermaksud untuk berkomunikasi, bisa jadi orang lain menafsirkan demikian dan kita tidak bisa mengatur orang lain untuk menafsirkan atau tidak menafsirkan perilaku kita. Seorang tenaga kesehatan harus mampu untuk menempatkan diri di berbagai situasi. Seperti cara berpakaian yang sopan agar memperoleh simpati dari masyarakat.

e.       Prinsip 5: Komunikasi Terjadi dalam Konteks Ruang dan Waktu
Sebuah komunikasi sangat bergantung pada ruang dan waktu. Arti pesan yang disampaikan dapat berbeda bila ruang dan waktu juga berubah. Dalam hal ini, seorang provider kesehatan harus mampu mengatur bagaimana pesan yang disampaikan dapat dengan baik, misalnya pemilihan ruangan untuk sosialisasi dan penyuluhan. Ruangan yang dipilih sebaiknya mempunyai pencahayaan yang baik. Pemilihan waktu yang tepat untuk sosialisasi dan  tempat sosialisasi yang sebaiknya mudah dijangkau.

f.       Prinsip 6: Komunikasi Melibatkan Prediksi Peserta Komunikasi
Dalam aktifitas komunikasi seorang komunikan akan meramalkan atau memprediksi efek komunikasi yang akan terjadi pada dirinya. Demikian juga dengan komunikator. Komunikator akan memprediksi efek yang akan diterimanya dari komunikasi yang berlangsung. Seorang tenaga kesehatan dalam menjalankan tugas promotif-preventif harus mampu untuk memprediksikan efek yang akan didapatkan oleh masyarakat sasaran. Misalnya, penggunaan bahasa. Bahasa yang digunakan oleh masyarakat satu dengan masyarakat lain berbeda. Setiap bahasa yang digunakan akan ditanggapi berbeda oleh masyarakat. Tenaga kesehatan harus mampu memilih bahasa yang dianggap baik oleh masyarakat sasaran.




g.      Prinsip 7: Komunikasi Bersifat Sistemik
Komunikasi melibatkan sistem internal (kerangka tujuan, bidang pengalaman, struktur kognitif, pola pikir, keadaan internal, sikap) dan sistem eksternal (lingkungan, kata-kata, isyarat, pencahayaan). Dalam prinsip ini, provider kesehatan harus mampu menilai sistem komunikasi internal dan sistem komunikasi eksternal masyarakat sasaran. Misalnya pada anak TK, proses sosialisasi akan berbeda dengan dengan orang dewasa yang mempunyai pengalaman dan pola pikir yang berbeda. Selain itu sistem eksternal pada anak TK juga berbeda dengan orang dewasa (anak TK lebih senang bermain, sehingga pemilihan tempat sosialisasi di luar ruangan agar anak-anak dapat bermain denga leluasa; pada orang dewasa dipilih tempat di dalam ruangan yang lebih kondusif, tenang, dan sebagainya).

h.      Prinsip 8: Semakin Mirip Latar Belakang Sosial Budaya, Semakin Efektiflah Komunikasi
Dalam hal ini, tenaga kesehatan harus menyadari kecenderungan tertentu yang menyangkut kesamaan sosial-budaya dalam komunikasi. Untuk memperlancar suatu komunikasi, tenaga kesehatan dapat menggunakan bahasa-bahasa yang sesuai daerah sasaran atau setidaknya mengetahui bagaimana suatu masyarakat menggunakan simbol-simbol tertentu untuk mempermudah proses komunikasi.

i.        Prinsp 9: Komunikasi Bersifat Nonsekuensial.
Pada dasarnya komunikasi bersifat dua arah atau timbal balik. Pada saat kita berbicara kepada seseorang sebenarnya orang tersebut juga memberikan pesan kepada kita secara nonverbal. Pada prinsip ini seorang provider kesehatan harus mampu untuk memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikan. Apakah dia merasa nyaman, atau dia mengerti dengan pesan yang disampaikan atau tidak. Apabila provider kesehatan dapat memahami pesan yang disampaikan oleh seorang komunikan maka komunikasi akan berjalan lebih lancar.

j.        Prinsip 10: Komunikasi Bersifat Prosesual, Dinamis, dan Transaksional
Bersifat prosesual maksudnya komunikasi selalu berkesinambungan, dinamis maksudnya komunikasi selalu berkembang dan transaksional artinya komuniksi merupakan kegiatan untuk saling bertukar pesan. Dalam prinsip, seorang tenaga kesehatan harus mampu untuk membuat komunikasi yang dilakukan berjalan secara continous walaupun tenaga kesehatan tersebut tidak lagi memberikan pesan kepada sasaran. Misalnya pesan-pesan kesehatan yang disampaikan oleh seorang provider kesehatan akan terus dimengerti dan dilakukan oleh masyarakat walaupun kegiatan penyampaian pesan telah selesai.

k.      Prinsip 11: Komunikasi Bersifat Irreversibel
Proses komunikasi yang berlangsung tidak dapat kembali seperti semula. Kita tidak dapat menarik kembali pesan dan efek yang ditimbulkan komunikasi dari seorang komunikan. Oleh karena itu, seorang provider kesehatan harus berhati-hati saat memberikan suatu sosialisasi pada masyarakat sasaran. Pesan yang baik akan diterima dengan baik dan pesan tersebut akan terus dijalankan oleh masyarakat.

l.        Prinsip 12: Komunikasi Bukan Panasea untuk Menyelesaikan Berbagai Masalah
Meskipun kita telah melakukan komunikasi yang paling baik sekalipun, komunikasi tersebut tidak akan berpengaruh secara optimal bila kita tidak melakukan tindakan. Dalam bidang kesehatan masyarakat suatu pesan kesehatan harus diikuti dengan perilaku sehat juga. Sehingga sebuah komunikasi kesehatan tidak hanya akan berhenti begitu saja, namun juga dapat diaplikasikan dalam perilaku.

            Seorang tenaga kesehatan masyarakat yang baik adalah mereka yang mampu untuk mengerti prinsip-prinsip komunikasi dan mengimplementasikan prinsip-prinsip tersebut dalam kegiatan promotif-preventif kesehatan. Komunikasi kesehatan yang baik akan membuat penyampaian pesan kesehatan berlangsung dengan mudah sehingga taraf kesehatan masyarakat dapat meningkat.

No comments:

Post a Comment